INTISARI HARI KESEHATAN JIWA SEDUNIA 10 OKTOBER 2012
Setiap tanggal 10 Oktober, dunia memperingati Hari Kesehatan Jiwa Sedunia (World Mental Health Day) dengan tujuan menghormati hak-hak orang dengan masalah kejiwaan, memperluas program pencegahan masalah kesehatan jiwa, memperluas pelayanan yang memadai dan mendekatkan akses bagi mereka yang membutuhkan, serta meningkatkan upaya kesehatan jiwa secara optimal.
Pada tahun ini, Federasi Dunia untuk Kesehatan Jiwa (WFMH) menetapkan tema : “DEPRESSION : A Global Crisis”, sebuah seruan untuk menggugah kesadaran akan masalah depresi yang menjangkiti banyak penduduk dunia. Hal tersebut dirasa sangat mendesak karena masalah depresi dapat menimbulkan dampak yang besar, tidak hanya bagi penderitanya, namun bagi keluarga, masyarakat dan pemerintah.
Survei Kesehatan Jiwa Dunia yang dilakukan di 17 negara menemukan bahwa rata-rata sekitar 1 dari 20 orang dilaporkan memiliki episode depresi pada tahun sebelumnya. Dampak paling buruk, depresi dapat menyebabkan bunuh diri. Hampir 1 juta nyawa hilang setiap tahun karena bunuh diri, yang dilaporkan terdapat 3000 kematian akibat bunuh diri setiap harinya. (WHO, 2012). Selain itu berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, angka rata-rata gangguan mental emosional (cemas dan depresi) pada penduduk usia ≥ 15 tahun adalah 11,6% atau sekitar 19 juta penduduk. Kerugian ekonomi minimal akibat masalah kesehatan jiwa, termasuk depresi tersebut mencapai 20 trilyun. Sehingga sudah tiba waktunya masyarakat internasional dan nasional meningkatkan kesadaran akan masalah depresi tersebut.
Apa Itu Depresi ?
Depresi adalah gangguan kesehatan jiwa umum dimana seseorang mengalami perasaan kehilangan minat, penurunan energi, perasaan bersalah atau rasa rendah diri , gangguan tidur,penurunan nafsu makan, dan tidak bisa konsentrasi. Selain itu, depresi sering disertai dengan gejala kecemasan. Masalah-masalah ini dapat menjadi kronis atau berulang dan menyebabkan gangguan secara serius dalam kemampuan individu untuk mengurus tanggung jawab sehari-hari.
Depresi dapat dikategorikan dalam depresi ringan, sedang,dan berat. Seorang individu dengan depresi ringan akan memiliki beberapa kesulitan dalam pekerjaan sehari hari dan kegiatan sosial, namun mungkin tidak akan berhenti fungsi sepenuhnya. Pada depresi yang berat, individu tidak mampu melaksanakan kehidupan sehari hari, pekerjaan, atau kegiatan lain pada umumnya,sampai batas yang sangat terbatas.
Pengelolaan DepresiDepresi adalah gangguan yang dapat dirawat di perawatan primer. Pengelolaan terdiri dari dukungan psikososial, pemecahan masalah yang dihadapi, terapi kognitif/ psikoterapi serta penggunaan obat antidepresan . Obat antidepressan bisa menjadi bentuk yang sangat efektif untuk pengobatan depresi sedang-berat tetapi bukan alternatif pertama pengobatan untuk kasus ringan atau sub-ambang depresi. Selain itu self-help adalah pendekatan penting untuk membantu orang dengan depresi. Pendekatan inovatif yang melibatkan buku self-help atau berbasis internet self-help program telah terbukti untuk membantu mengurangi atau mengobati depresi pada berbagai penelitian di negara-negara Barat (Andrews et al, 2011).
Beberapa Penelitan Pengobatan Depresi Dengan Sumber Daya Terbatas
Selama dekade terakhir, sejumlah uji klinis telah menunjukkan efektivitas pengobatan untuk depresi di berbagai pengaturan sumber daya.
- Psikoterapi kelompok antarpribadi Penelitian di Uganda: Sebuah uji coba yang dilakukan di pedesaan, untuk mengurangi gejala dan prevalensi depresi telah dilakukan psikoterapi antar pribadi menunjukkan bahwa di antara 341 pria dan perempuan yang episode depresi telah mengalami pemulihan secara signifikan.(Bolton et al, 2003).
- Intervensi yang meliputi psiko-pendidikan, intervensi kelompok, terstruktur dan sistematis serta tindak lanjut pengobatan bagi mereka dengan depresi berat. Uji coba di Chilli dilakukan dengan 240 wanita berpenghasilan rendah yang menderita depresi menemukan bahwa ada 70% dari kelompok telah pulih dari perawatan, dibandingkan dengan 30% dari kelompok dengan perawatan biasa (Araya et al, 2006).
- Intervensi oleh konselor awam terlatih Uji coba di India: dilakukan untuk menguji efektivitas dari intervensi yang dipimpin oleh konselor kesehatan awam terlatih dan pengawasan oleh seorang spesialis kesehatan jiwa dalam pengaturan perawatan primer untuk meningkatkan kesembuhan bagi orang-orang dengangangguan depresi dan kecemasan. Dalam percobaan menemukan bahwa pasien pada kelompok intervensi lebih mungkin telah pulih pada 6 bulan dibandingkan pasien dalam kelompok kontrol, dan karena itu bahwa intervensi oleh konselor awam terlatih dapat menyebabkan peningkatan pemulihan dari depresi (Patel et al, 2010).
Mengurangi beban depresi
Sementara beban global depresi menimbulkan tantangan substansial kesehatan masyarakat, baik di bidang sosial dan tingkat ekonomi serta tingkat klinis. Ada sejumlah strategi yang efektif dapat mengatasi atau memerangi beban ini.
- Untuk gangguan mental yang umum seperti depresi yang dikelola dalam perawatan primer. Intervensi dengan pengobatan generik obat antidepresan dan psikoterapi singkat. Analisis ekonomi telah menunjukkan bahwa mengobati depresi dalam perawatan primer adalah layak, terjangkau dan hemat biaya.
- Pencegahan depresi merupakan cara yang perlu dapat perhatian. Banyak program pencegahan dilaksanakan dalam pengelolaan hidup telah memberikan bukti pada pengurangan kadar gejala depresi. Contoh diantaranya dengan memperkuat perlindungan melalui sekolah berbasis program kognitif, keterampilan pemecahan masalah dan sosial anak-anak dan remaja serta program latihan untuk orang tua. Intervensi untuk orang tua dari anak-anak dengan masalah perilaku yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan psikososial orang tua dengan penyediaan informasi dan dengan pelatihan dalam strategi membesarkan anak, perilaku orangtua dapat mengurangi gejala depresi anak-anak.
Intisari yang dapat dipetik dari uraian diatas bahwa depresi adalah masalah kejiwaan yang melanda di dunia dan mempengaruhi kita semua. Tidak seperti banyak masalah secara internasional solusi untuk depresi sangat mudah, berkhasiat dan biaya perawatan yang efektif tersedia untuk meningkatkan kesehatan dan kehidupan jutaan orang di seluruh dunia yang menderita depresi. Pada individu, masyarakat, dan tingkat nasional, sudah waktunya untuk mendidik diri sendiri tentang depresi dan mendukung mereka yang menderita masalah kejiwaan ini.
RS Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang sebagai pusat terapi pasien dengan gangguan jiwa, melalui Instalasi PKMRS melakukan sosialisasi peringatan hari kesehatan jiwa sedunia 2012 dengan berbagai kegiatan antara lain :
- Seminar pada tanggal 25 September dalam rangka memperingati hari pencegahan bunuh diri sedunia (10 September 2012) dan hari kesehatan jiwa sedunia (10 Oktober 2012) dengan tema “Ketahanan Mental Untuk Mengurangi Depresi dan Resiko Bunuh Diri”. Seminar ini diikuti sekitar 200 orang peserta, yang terdiri dari perwakilan Kecamatan Lawang, Kapolsek Kecamatan.Lawang, Danramil, Puskesmas Lawang, RSUD Lawang, Dinas Pendidikan Lawang, Perwakilan Guru SMUN 1 Lawang, serta Mahasiswa D3 dan S1 Keperawatan STIKES Karya Husada Pare Kediri.
- Siaran Radio pada tanggal 9 Oktober 2012 dengan tema Depresi : Sebuah Krisis Global di RRI Malang.
- Sosialisasi Peringatan HKJS 2012 dengan tema Depresi : Sebuah Krisis Global bagi pegawai RS Jiwa Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang pada Senin, 8 Oktober 2012 bertempat di halaman gedung RS Jiwa Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang.
- Pemasangan spanduk di halaman RS Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang.
Ditulis oleh : M. Shalehuddin
Intisari Peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 10 Oktober 2012, tema "Depresi : Sebuah Krisis Global"
BalasHapus