MENUJU INDONESIA BEBAS PASUNG

MENUJU INDONESIA BEBAS PASUNG
PKRS DAN KESWAMAS RS JIWA Dr. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG "PEDULI KESEHATAN JIWA". PENDERITA GANGGUAN JIWA BISA BERKARYA BILA TIDAK DIPASUNG.

Jumat, 20 Desember 2013

BERMAIN YANG AMAN PADA ANAK



Bermain merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat melakukan / mempraktikkan ketrampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif, mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku dewasa. 

Orang tua  harus memperhatikan kebutuhan bermain anak seperti kebutuhan lainnya. Banyak ditemukan tumbuh kembang anak mengalami perlambatan disebabkan kurangnya pemenuhan kebutuhan anak termasuk kebutuhan bermain. Seharusnya pada masa bermain dapat menumbuhkan kematangan tumbuh kembang. Dengan bermain anak mengenal dunia, mampu mengembangkan kematangan fisik, emosional dan mental sehingga anak menjadi kreatif, cerdas dan penuh inovatif

Rabu, 20 November 2013

Sosialisasi Menuju Indonesia Bebas Pasung Komisi IX DPR RI dr.Hj Nova Riyanti Yusuf, SpKJ di Kab Tulungagung dan Blitar Jawa Timur



Seiring dengan bertambahnya angka penderita gangguan jiwa di Indonesia saat ini. ODMK (Orang dengan masalah kejiwaan) yang mengalami pelanggaran hak asasi dengan dipasung cukup tinggi jumlahnya. Sebenarnya pemasungan sudah dilarang sejak tahun 1997, tetapi saat ini diperkirakan masih ada 18.000 orang yang dipasung di Indonesia.
Selama dua hari , Komisi IX DPR RI  dr. Hj. Nova Riyanti Yusuf, SpKJ (NORIYU) beserta rombongan, Direktur Bina Upaya Kesehatan Jiwa Kemenkes RI dr. Eka Viora, SpKJ didampingi  Psikiater dan Tim dari RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang, RSJ Menur Surabaya mengadakan sosialisasi menuju Indonesia bebas pasung. Kabupaten yang menjadi tempat kunjungan adalah Kab Tulungagung dan Kab Blitar. Pada kesempatan ini NORIYU banyak memaparkan bagaimana memperjuangkan pentingnya Undang-Undang Kesehatan Jiwa di Indonesia, karena kebijakan ini diharapkan bisa memperbaiki kehidupan , melindungi hak-hak ODMK. Sehingga jika undang-undang kesehatan jiwa bisa di sahkan diharapkan penganggaran untuk pelayanan kesehatan jiwa mencapai 15 %. 
Direktur Bina Upaya Kesehatan Jiwa  Kemenkes RI dr. Eka Viora, SpKJ, dalam paparannya, untuk menuju Indonesia bebas pasung harus didukung dari berbagai komponen ; pemerintah, swasta, masyarakat dan Pemda setempat. Pada kesempatan ini juga diserahkan bantuan obat kepada Dinas Kesehatan Tulungagung dan Blitar. Untuk itu diharapkan dari setiap Kabupaten ada Puskesmas dengan unggulan pelayanan jiwa, dalam hal ini di Kab Tulungagung sudah dirilis Puskesmas Bangunjaya yang menyelenggarakanr rawat inap jiwa sejak 21 Juli 2013 dan Kab Blitar sedang merencanakan Pusk Srengat  yang akan dijadikan puskesmas dengan pelayanan unggulan jiwa. (Oleh : Tri S) 

Kamis, 10 Oktober 2013

"MENTAL HEALTH IN OLDER ADULT" HKJS 2013

Pada bulan Oktober 2013 ini tema Hari Kesehatan Jiwa Sedunia adalah "Mental Health In Older Adult" atau diartikan "Melintasi Usia dengan Jiwa Sehat". Tema ini kuat berkaitan dengan tema tahun sebelumnya yang difokuskan kepada kesadaran atas depresi sebagai penyakit yang membebani masyarakat global  di nomor dua setelah penyakit jantung dan pembuluh darah.
Ketika kita berangkat menua, ada dua destinasi yang menunggu kita. Akankah kita menuju ke Panembahan ataukah langsung ke Kasepahan ? Panembahan adalah arah kemana kita mendapat kearifan dari mereka yang bijak karena telah kenyang pengalaman hidup, dan kasepahan adalah keadaan yang lebih dekat ke kemunduran mendekati sesuatu yanag sepah, yang lebih banyak menjadi beban ketimbang peringan hati yang bimbang. Menyadari hal di atas, RS Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang termasuk yang mengutamakan pemaknaan lebih untuk kegiatan penyiapan hari tua. Titik berat kepada pemberdayaan para sepuh adalah salah satu unggulan Rumah Sakit.

Apa itu kesehatan, jika menarik definisinya, adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Ini berarti bahwa kesehatan mental/jiwa pempunyai peranan penting dalam kehidupan secara keseluruhan, juga perlunya memahami tingkat kepedulian yang sama antara kesehatan psikis dengan kesehatan fisik.

Seorang lansia sakit bukan karena usianya melainkan karena ada suatu penyebab patologis tertentu yang menjadi penyebabnya. Penyakit fisik sering menjadi faktor kontribusi terhadap gangguan jiwa pada usia lanjut. Sebaliknya gangguan jiwa dapat memperparah gejala dan gangguan fungsional yang berkaitan dengan penyakit fisik, menambah hari perawatan di RS dan akhirnya meningkatkan biaya perawatan.

Gangguan jiwa mempunyai dampak besar terhadap kemampuan usia lanjut melakukan aktivitas dasar kehidupan sehari-hari, menambah ketergangtungannya, akhirnya mempengaruhi kualitas kehidupan. Adanya stigma (pandangan negatif) terhadap gangguan/penyakit jiwa, menyebabkan terlambatnya deteksi dan penanganannya.

Senin, 30 September 2013

Dekati Masyarakat, Halau Galau Konsultasi Kesehatan Jiwa Gratis

Minggu, 29 September 2013, pegunjung Car Free Day Jl. Ijen Kota Malang disuguhi pemandangan yang berbeda. RS Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang bekerjasama dengan Harian Jawa Pos Radar Malang mengajak pengunjung untuk gowes tour de RSJ Lawang, senam lansia, hand hygiene  Ini merupakan rangkaian acara Porkesremen dan peringatan hari kesehatan jiwa sedunia yang jatuh pada tgl. 10 Oktober 2013 yang mengambil tema "Sehat Jiwa dan Usia Lanjut".


Selain ikut senam lansia, pengunjung juga bisa  memeriksakan dan konsultasi kesehatan jiwa secara gratis dengan konsultannya adalah Psikiater, Psikolog, fungsional PKM. Dalam kegiatan ini, RS Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang menghadirkan mobil pemeriksaan kesehatan jiwa terpadu bantuan dari Kemenkes RI. Layanan ini bisa dimanfaatkan pengunjung untuk mengetahui sejauh mana kesehatan jiwa sekarang ini, karena disediakan juga brosur-brosur yang berkaitan dengan kesehatan jiwa. Masyarakat mengenal sakit jiwa itu identik dengan "orang gila", tapi sebenarnya gangguan jiwa itu bermacam-macam, seperti stres, depresi, cemas yang berlebihan, gangguan tidur, insomnia, autis, ADHD, dan lain-lain. 
Sebagian besar kasus yang di konsultasikan oleh pengunjung car free day adalah seputar gangguan tumbuh kembang anak, stres pada remaja karena putus cinta, skizofrenia, bahkan sampai masalah perceraian.   
( Febry )












Selasa, 20 Agustus 2013

GIZI USIA LANJUT



Seseorang dikatakan sudah memasuki  masa usia lanjut yakni telah melintasi usia 60 tahun ke atas.  Jangan hanya berfikir bahwa waktu tua nanti, hanya sosok yan sakit-sakitan dan tubuh yang lemah rentan. Di usia lanjut ini ternyata Anda pun dapat menikmati hari-hari yang menyenangkan, sehat, dan bahagia. Kuncinya siap akan perubahan yang kan Anda alami baik fisik dan mental, atur asupan makanan, rutin kontrol kesehatan, tetap berolahraga, dan selalu tersenyumlah......
Perubahan Fisik dan Mental
Perubahan secara fisik atau mental banyak terjadi ketika seseorang memasuki usia tua. Perubahan yang biasa terjadi adalah timbulnya uban, penglihatan berkurang, tanggalnya gigi, pikun, pendengaran menurun, dan merasa dirinya dikucilkan. Perubahan tersebut secara alami pasti terjadi.
Bila seseorang sudah lansia, akan terjadi perubahan fisik yang perlu mendapat perhatian. Seseorang akan memiliki otot yang kuat pada usia 20 tahun. Kekuatan ini akan menurun ketika menginjak usia 40 tahun. Pada usia 60 tahun, kekuatan otot hanya tinggal setengahnya dibandingkan dengan bertambahnya usia. Upaya untuk memperbaiki fungsi otot dapat ditempuh dengan cara latihan fisik yang tepat dan berkesinambungan. Peningkatan jumlah lemak pada tubuh orang lansia dipengaruhi oleh penurunan aktivitas fisik yang tidak diimbangi dengan pengurangan asupan makanan. Peningkatan jumlah lemak akan dapat berdampak  terhadap timbulnya penyakit. Perubahan fisik lain yang sering dialami oleh lansia adalah gangguan kesehatan gigi seperti kerusakan gusi, karies pada akar gigi, dan tanggalnya beberapa gigi. Kondisi ini mengakibatkan lansia mengalami hambatan dalam proses mengunyah. 
Sejalan dengan bertambahnya usia, kemampuan indra penciuman dan perasa juga secara perlahan mulai menurun. Perubahan ini kadang-kadang tidak disadari oleh mereka. Kekurangan beberapa zat gizi seperti seng, tembaga dan beberapa vitamin dapat memicu penurunan kepekaan indra penciuman dan perasa. Kondisi ini mengakibatkan selera makan menurun sehingga dapat menimbulkan kekurangan zat gizi. Produksi asam lambung dan beberapa enzim pencernaan juga mulai mengalami penurunan. Kondisi ini berpengaruh terhadap penyerapan vitamin dan kalsium dalam usus. Akibatnya akan timbul berbagai penyakit yang berhubungan dengan lambung dan usus seperti tukak lambung, sembelit atau kurang gizi
Beberapa penyakit yang sering timbul pada lansia adalah penyakit jantung dan penyempitan pembuluh darah yang dapat menyebabkan tekanan darah tinggi. Organ ginjal pun sering mengalami kelainan akibat berkurang fungsinya. Sistem endokrin juga mengalami kemunduran  sehingga akan timbul penyakit diabetes mellitus. Pada organ seksual, bisa mengalami kemunduran atau kelemahan fungsi sehingga libido menurun. Selain itu, untuk gerakan usus akan lebih lambat dan cairan lambung untuk memproses makanan berkurang. Akibatnya, penyerapan sari makanan oleh tubuh menurun. Selain itu, kotoran (feses) keluar tanpa terkontrol atau terkendali.
Selain itu sel otak mengalami penurunan sehingga secara keseluruhan akan menurunkan daya ingat dan daya pikir seseorang yang kemudian menjadi pikun. Jika mental lansia tidak siap menerima kenyataan ini, akan menjadi apatis bahkan depresi menghadapi semua perubahan pada masa tua.

Kebutuhan Gizi Usia Lanjut
Kebutuhan energi menurun pada proses menua. Hal ini disebabkan oleh terjadinya komposisi tubuh, yaitu menurunnya sel-sel otot dan meningkatnya sel-sel lemak yang menyebabkan menurunnya kebutuhan energi untuk menjalankan fungsi tubuh. Kebutuhan energi untuk usia lanjut pria sekitar 2200 kalori dan wanita 1850 kalori per hari.

Senin, 22 Juli 2013

STIGMA



Pasien gangguan jiwa yang sudah boleh pulang dari RSJ seringkali mereka kembali lagi ke RSJ atau kambuh kembali, sehingga menyebabkan pasien yang di RSJ sering penuh. Hal ini disebabkan karena banyak faktor salah satu diantaranya adalah stigma yang diarahkan pada orang yang mengalami gangguan jiwa.Lalu apa yang dimaksud dengan stigma?.
Kata stigma berasal dari bahasa Inggris yang artinya noda atau cacat. Dalam kaitannya dengan gangguan jiwa, yang dimaksud dengan stigma adalah sikap keluarga dan masyarakat yang menganggap bahwa bila salah seorang anggota keluarga menderita skizofrenia, hal ini merupakan aib bagi keluarga
Stigma merupakan pandangan yang salah terhadap suatu kondisi, umumnya pandangan tersebut berkonotasi negatif.
Di bawah ini beberapa aspek yang teah didefinisikan :
1.      Stereotyping (memberikan cap/ label)
1)      Mengelompokkan orang dengan nama tertentu dengan melabel sifat/ karakter pada semua orang dalam kelompok tersebut.
2)      Membuat generasi tentang sekelompok orang.
3)      Menghakimi orang berdasarkan penampilan.
4)      Tidak dapat melihat orang sebagai individu dengan karakter yang khas.
2.      Reinforcing The Stereotipy (mendorong pelabelan)
Mengabaikan orang-orang yang menurut masyarakat harus dihindari.
                             i.     Historical Assiciation
   Anggapan bahwa gangguan psikiatrik berkaitan dengan hal-hal supranatural.
                           ii.    Ignorance (Pengabaian)
1)  Kurangnnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang bagaimana penyakit ini mempengaruhi penderitanya.
2)    Mencoba memberikan alasan logis dan masuk akal atas perilaku individu yang menderita psikosis.
3)            Sangat mudah mengolok-olok pasien gangguan mental.
4)         Diskriminasi pemerintah dan masyarakat terhadap penderita dalam pekerjaan, pemberian visa dan lain-lain.
5)            Tenaga pelayanan kesehatan tidak terlatih dan kurang menguasai pengetahuan dan ketrampilan tentang penyakit mental. 

                       iii.      Abuse (perlakuan yang semana-mena)
                       iv.      Language (bahasa)
  Menggunakan bahasa dengan konotasi buruk, menggunakan kata-kata yang merendahkan, 
  menggunakan bahasa yang menghakimi, mengabaikan pendapat orang yang menderita gangguan 
  jiwa.
                       v.      Benefit of language (manfaat bahasa)

Selain dari hal tersebut, sebagian keluarga dan masyarakat masih menganggap bahwa skizofrenia merupakan gangguan atau “penyakit” yang disebabkan oleh hal-hal yang tidak rasional atau supranatural.
Dengan adanya stigma, banyak diantaranya penderita skizofrenia tidak dibawah pada pelayanan kesehatan yang tepat, melainkan dibawah berobat ke cara-cara yang tidak rasional.

(By. M. Shalehuddin, S.Kep.Ns.,M.Kes)

Senin, 27 Mei 2013

MELATIH KREATIFITAS UNTUK KPSI SIMPUL MALANG





Seperti biasanya , setiap tiga bulan sekali anggota KPSI Malang (Komunitas Peduli Schizofrenia Indonesia simpul Malang) dengan bimbingan dari RSJ Dr Radjiman Wediodiningrat Lawang, mengadakan pertemuan rutin. Istilah KOPDAR (Kopi Darat) , karena anggota KPSI biasanya berkomunikasi lewat jejaring sosial Facebook atau di http ://peduli-schizofrenia.blogspot.com.
Nah ........ yang menjadi agenda pertemuan ini adalah Pelatihan Menulis Ekspresif. Menulis untuk beberapa orang mungkin tidak sulit, namun masih banyak yang berkeinginan untuk menulis tetapi tidak tahu untuk bagaimana memulainya. Kreatifitas merupakan bagian terpenting dalam hidup kita. Tanpa kreativitas  sangat tidak mungkin kita bisa menyempurnakan hidup kita.  Salah satunya kreativitas menulis , hal ini penting dalam kehidupan seseorang yang sedang mengalami permasalahan hidup, dengan menulis bisa mencurahkan pikiran dan perasaan daripada mencurahkannya dengan bertindak negatif.
Pelatihan menulis kali ini dibimbing oleh Bpk Widiantoro dari salah satu media massa. Dengan tehnik yang mudah sesuai pengalaman dan kejadian yang dialami peserta. Yang menarik supaya peserta tidak merasa bosan, dikombinasikan dengan permainan – permainan. Awalnya peserta diberikan tip-tips menulis yang mudah di dalam ruangan. Dengan memanfaatkan lingkungan tempat pertemuan yang memang indah dan asri, hamparan rumput yang luas nan hijau menyejukkan mata, dilengkapi sebuah kolam ikan. Peserta diajak keluar, supaya lebih leluasa mengekspresikan ide – ide kreatif.
Hampir seharian peserta terlihat sangat menikmati pelatihan ini. Semoga dengan upaya-upaya kami semua, bisa memberikan motivasi kepada anggota KPSI.  
Info selanjutnya Kopdar KPSI Simpul Malang akan dilaksanakan hari sabtu tgl. 6 Juli 2013 dengan agenda acara "Psiko Edukasi" bertempat di Gedung Semeru RS Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang. Untuk Info selajutnya dan pendaftara dapat menghubungi ke Instalasi PKMRS dan Keswamas RS Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang 0341-424224.
                                                                                                                            (Tri S)

Selasa, 16 April 2013

STRES DAN HIPERTENSI DALAM RANGKA SOSIALISASI HARI KESEHATAN SEDUNIA 2012

Menurut beberapa riset masih belum jelas, apakah stres menyebabkan hipertensi alias tekanan darah tinggi. Walaupun beberapa orang percaya bahwa ada hubungan antara stres dan hipertensi . Jika anda stres maka tekanan darah akan naik, begitu perkiraan kita.

Sejumlah penelitian juga menegaskan orang yang punya kepribadian mudah marah cenderung menderita penyakit jantung. Namun peneliti masih tidak yakin, apakah stres menyebabkan tekanan darah tinggi secara langsung. Tapi mereka percaya, ketika stres bisa dikendalikan dapat menurunkan tekanan darah.

Benarkah stres memang menyebabkan hipertensi ?
Memang ketika stres jantung berdetak lebih kencang. Dan hormon stres dikeluarkan ke dalam tubuh sehingga menyebabkan pembuluh darah menyempit. Akibatnya tekanan darah naik untuk sementara. Ini adalah respon tubuh terhadap stres. Maka stres memang tidak langsung meningkatkan tekanan darah tinggi. Namun stres yang berkepanjangan menyebabkan kerusakan organ tubuh dan tekanan darah tinggi.

Stres memang selalu ada dalam hidup, tapi bukan merupakan pilihan hidup. Ketika Anda bisa meredakan stres, maka tekanan darah akan kembali normal. Maka hiduplah yang sehat, redakan stres, dan Anda akan bisa mengendalikan tekanan darah Anda.

Minggu, 17 Maret 2013

Peran Keluarga Dalam Pencegahan Kekambuhan Gangguan Jiwa


Gangguan jiwa adalah suatu perubahan dalam pikiran perilaku dan suasana perasaan yang menimbulkan penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam melaksanakan fungsi psikososial.Gangguan jiwa berat (psikotik).Adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan hendaya (ketidakmampuan) berat dalam menilai kenyataan/ realitas. Gejala-gejala yang muncul adalah waham, halusinasi, hendaya berat dalam perawatan diri, dalam fungsi social (misal : menarik diri dari pergaulan) serta dalam pekerjaan sehari-hari/ yang biasa dilakukan.

Penyebab Gangguan Jiwa :
1.      Faktor Somatik /Somatogenik :
Neuroanatomi.Neurokimiawi (neurotransmitter),Tingkat kematangan perkembangan organic,Faktor Pre & Perinatal.
2.      Faktor Psikologi / Psikogenik
      Interaksi Ibu – Anak,Peranan Ayah., Persaingan Saudara Kandung.,Intelegensia.,Hubungan kekeluargaan, pekerjaan, permainan, dan hubungan kemasyarakatan, Kehilangan.,Konsep diri : pengertian identitas diri terhadap peranannya dlm lingkungan, Pola adaptasi & pembelaan (mekanisme Coping),Tingkat perkembangan emosi
3.      Faktor Sosio-budaya
Kestabilan keluarga., Pola asuh anak,Tingkat ekonomi,Domisili perumahan, Masalah SARA ( Suku, Agama, Ras, Adat), Nilai-nilai budaya;.Masalah Pendidikan, kesehatan, kesejahteraan, minoritas dsb.

Dari hasil evaluasi di RSJRW Lawang terutama di Poli Kesehatan Jiwa Rumah Sakit Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang, ditemukan 8 dari 10 pasien skizofrenia gangguan jiwa) terlambat untuk datang ke Poli Kesehatan Jiwa karena  pasien diajak dulu pada fasilitas pelayanan non medis (supranatural, dukun, kyai dan lain-lain). Setelah beberapa bulan bahkan satu tahun lebih belum menunjukkan adanya perbaikan atau kesembuhan baru dibawah pada layanan kesehatan jiwa (PKJ). 
Klien gangguan jiwa dengan diagnosis skizofrenia diperkirakan akan kambuh 50 % pada tahun pertama, 70 % pada tahun kedua  dan 100 persen pada tahun kelima setelah pulang dari rumah sakit

Faktor-faktor yang mempengaruhi kekambuhan klien gangguan jiwa adalah
·           Klien
·           Tersedianya informasi tentang pelayanan kesehatan yang mudah dicapai oleh klien.
·           Kemampuan klien dalam memecahkan masalah sehari-hari.
·           Tingkat pengetahuan masyarakat tentang kesehatan jiwa.
·           Besar kecilnya dorongan sosial dan keluarga dan masyarakat di mana klien itu tinggal.

Dalam UU kesehatan nomer 23 tahun 1992 pasal 5 menyebutkan “Setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga dan lingkungan”.
Alasan keluarga diatas sangat erat dengan stigma masyarakat tentang gangguan jiwa (skizofrenia).Alasan utama keluarga atas keterlambatan tersebut adalah menganggap bahwa pasien sakit dikarenakan gangguan jin, diguna-guna orang lain, tidak kuat membawa ilmu yang dipelajari bahkan ada yang beralasan keluarga malu membawa ke rumah sakit jiwa karena tidak mau salah satu anggota keluarganya dikatakan gila.
Keluarga memiliki peran yang sangat besar dalam melakukan perawatan terhadap penderita gangguan jiwa. Peran keluarga terhadap penderita gangguan jiwa berhubungan erat dengan tugas keluarga dalam bidang kesehatan. 5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan yang harus dilakukan, yaitu :
1.      Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya.
2.      Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga.
3.     Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu mudah.
4.      Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.
5.  Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga kesehatan (pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada).

Fungsi keluarga
Secara umum fungsi keluarga sebagai berikut :
1)        Fungsi afektif 
Adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain.
2)        Fungsi sosialisasi
Adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan  sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain.
3)        Fungsi reproduksi
Adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
4)        Fungsi ekonomi
Adalah keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu  dalam meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
5)        Fungsi perawatan/ pemeliharaan kesehatan
Yaitu fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi.

Manfaat Peran Keluarga
Bagi klien
¨  Mempercepat proses penyembuhan melalui dinamika kelompok
¨  Memperbaiki hubungan interpersonal klien dengan setiap anggota keluarga
¨  Menurunkan angka kekambuhan
Bagi keluarga
¨  Memperbaiki fungsi dan struktur keluarga
¨  Keluarga mampu meningkatkan pengertian thd klien sehingga keluarga lebih dapat 
  menerima, toleran, dan menghargai klien sebagai manusia
¨  Keluarga dpt meningkatkan kemampuan dlm membantu klien dlm proses rehabilitasi

(Posted : M. Shalehuddin, S.Kep.Ns.,M.Kes)