Pernahkan mood Anda berubah secara tiba-tiba? Misalnya semula merasa senang bukan kepalang lalu mendadak menjadi sedih? Jika gejala seperti itu yang Anda alami berhati-hatilah. Sebab bisa saja Anda terkena penyakit Bipolar disorder. Bipolar disorder disebut juga manic depression. Di Amerika Serikat saja setidaknya 2,5 persen populasi dewasa orang dewasa yang mengidapnya. Di Indonesia belum diketahui secara pasti jumlah penderita bipolar. Bipolar disorder ini tergolong gangguan jiwa berat.
Sampai saat
ini belum diketahui secara pasti penyebab bipolar
bisa karena genetik, gangguan neurotransmitter
di otak, gangguan keseimbangan hormonal, periode pengalaman hidup yang menekan,
penyalahgunaan obat-obatan dan alkohol. Penderita akan mengalami fase mood yang
sangat ekstrem jika diibaratkan seperti roll
coaster, dari sangat senang tiba-tiba sangat sedih. Kalau ekstrem naik dia
menjadi mania, kalau ekstrem turun
menjadi depresi. Fase mood ini
datangnya tidak bisa diperkirakaan, bisa dalam hitungan tahun, bulan, minggu,
atau jam.
Adapun
gejala-gejala fase mania antara lain
gembira, percaya diri berlebihan, bicara cepat, pikiran berkejar-kejaran,
perilaku agresif, sering makan, perilaku berbahaya, meningkatnya kegiatan fisik
dan dorongan seksual, pola tidur terganggu, sukar berkonsentrasi, dan waham
kebesaran. Sedangkan fase depresi,
gejalanya antara lain sedih, hilang minat dan kegembiraan, mudah lelah, tidak
percaya diri, pendiam, pesimis, merasa dirinya bersalah, nafsu makan berkurang,
mudah tersinggung, merasa dirinya tidak berguna, harga diri turun, dan
konsentrasi berkurang. Yang mengkhawatirkan penderita bipolar bisa mengutarakan ide bunuh diri. Dalam kondisi seperti
ini, penderita harus secepatnya ditangani oleh ahlinya. Dalam fase mood itu juga bisa terdapat fase
normal. Saat itu seorang penderita bisa menjalani kehidupan dengan baik.
Gejala
bipolar pada anak hampir sama dengan
remaja, dewasa, maupun lansia. Hanya gejala bipolar tidak langsung terlihat
pada mood yang signifikan. Biasanya anak bertambah rewel dan mengeluhkann sakit
pada daerah tertentu. Bisa juga anak menjadi temperamental atau mengurung diri
di kamar. Jika dibiarkan, gangguan bipolar tersebut bisa memengaruhi proses
tumbuh kembang anak.
Lantas apa
yang harus dilakukan? Sebaiknya penderita bipolar
segera memeriksakan diri ke Psikiater terdekat untuk berkonsultasi. Pengobatan bipolar bisa dilakukan dengan terapi
kognitif yang bertujuan mengenal pola pikir yang salah dan mengembangkan pola
pikir yang lebih rasional. Mereka diarahkan untuk menerapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Terapi lainnya adalah terapi perilaku. Dalam terapi ini penderita
diarahkan meniadakan atau mengurangi pola perilaku yang salah serta menampilkan
perilaku baru yang positif dan bisa diterima masyarakat. Disamping itu, terapi
keluarga bisa digunakan untuk memperbaiki pola komunikasi yang buruk dalam
keluarga dan mengajarkan pola komunikasi yang efektif dan bisa diterima oleh
semua anggota keluarga. Orang tua diberi pengertian tentang bipolar sehingga bisa memberikan
perlakuan yang tepat pada penderita. Terapi lainnya adalah farmakoterapi yaitu terapi obat antipsikotik oleh Psikiater untuk
menstabilkan mood.
( Febry )